Blogroll

PUASA RAMADAHAN

B

ulan ramadhan merupakan bulan yang didambakan bagi kebanyakan pemeluk islam yang mukmin, sebagai bulan ibadah dan tarbiyah (belajar memperdalam ilmu agama). Rukun Islam dibentuk atas lima pondasi yaitu; mengucapkan syahadat tauhid dan syahadat rasul, salat lima waktu, puasa di bulan ramadhan selama satu bulan (29 atau 30 hari tergantung menurut perputaran bulan yang dilihat melalui alat oleh pemerintah atau organisasi Islam yang terpercaya), membayar zakat dan melaksanakan haji bagi yang mampu. Puasa ramadhan merupakan rukun Islam ke-3 yang diwajibkan kepada orang Islam yang beriman, supaya menjadi orang taqwa.dan diringankan kepada orang sakit dan dalam perjalanan yang jauh dan melelahkan (QS.Al-baqarah:183-184).

$ygƒr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä =ÏGä. ãNà6øn=tæ ãP$uÅ_Á9$# $yJx. =ÏGä. n?tã šúïÏ%©!$# `ÏB öNà6Î=ö7s% öNä3ª=yès9 tbqà)­Gs? ÇÊÑÌÈ $YB$­ƒr& ;NºyŠrß÷è¨B 4 `yJsù šc%x. Nä3ZÏB $³ÒƒÍ£D ÷rr& 4n?tã 9xÿy ×o£Ïèsù ô`ÏiB BQ$­ƒr& tyzé& 4 n?tãur šúïÏ%©!$# ¼çmtRqà)ÏÜム×ptƒôÏù ãP$yèsÛ &ûüÅ3ó¡ÏB ( `yJsù tí§qsÜs? #ZŽöyz uqßgsù ׎öyz ¼ã&©! 4 br&ur (#qãBqÝÁs? ׎öyz öNà6©9 ( bÎ) óOçFZä. tbqßJn=÷ès? ÇÊÑÍÈ

Terjemahannya adalah:

183. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,

184. (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, Maka Itulah yang lebih baik baginya. dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu Mengetahui.

Bila ada klasifikasi umat islam ada yang beriman (melaksanakan ibadah yang ikhlas) dan ada yang tipis imannya berat melaksanakannya. Lantas siapa saja yang wajib melaksanakan ibadah puasa. Mereka yang diwajibkan adalah baligh (dewasa), aqil (berakal), dan mampu untuk berpuasa. Syarat wajibnya puasa ada empat, yaitu: Islam, berakal, dewasa dan mampu (dalam keadaan sehat). Orang-orang musafir (dalam perjalanan jauh yang dapat melelahkan boleh berbuka dan mengganti pada bulan-bualan lain sejumlah hari yang ditinggalkan). Kepada anak-anak yang belum dewasa tidak diwajibkan, namun tetap dianjurkan sebagaimana dilatih melaksanakan shalat.

Rasulullah saw bersabda: “Allah swt berfirman: Setiap amal anak Adam untuk dirinya kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.” (H.R Muslim). Syaikh Al-Utsaimin menjelaskan bahwa “Allah Swt mengkhususkan puasa untuk diri-Nya, berbeda dengan seluruh amal yang lain. Sebab, puasa merupakan rahasia antara seorang hamba dengan Rabbnya, tidak yang mengetahui selain Allah. Oleh karena itu, Allah swt memberi balasan kepada orang yang berpuasa dengan pahala berlipat ganda tanpa diketahui jumlah dan kadarnya”. Selain itu puasa dapat menghapuskan dosa (H.R Bukhari & Muslim), serta mampu memberikan syafa’at kepada pelakunya pada hari Kiamat (H.R Muslim). Melaksanakan ibadah puasa harus diniatkan pada malam hari sebelum fajar terbit,

didasarkan hadis Nabi saw “Barangsiapa yang tidak berniat puasa pada malam hari sebelum fajar maka tidak sah puasanya.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, An Nasa’I dan At Tirmidzi). Setiap ibadah harus diawali dengan niat, bila tidak diniatkan tidak sah. Syarat sahnya puasa mencakup enam hal, yaitu (1) Islam: tidak sah puasa orang kafir sebelum masuk Islam; (2) Berakal, tidak sah puasa orang gila sampai kembali berakal; (3) Tamyiz: tidak sah puasa anak kecil sebelum dapat membedakan (yang baik dengan yang buruk; (4) Tidak haid: tidak sah puasa wanita haid, sebelum berhenti haidnya; (5) Tidak nifas: tidak sah puasa wanita nifas, sebelum suci dari nifas; (6) Niat: dari malam hari untuk setiap hari dalam puasa wajib.

Klasifikasi bentuk pelaksanaan ibadah puasa adalah sebagai berikut: Imam Al-Ghazali dalam kitabnya “Ihya’ Ulumiddin” membagi kualitas puasa menjadi tiga, yaitu (1) puasa awam, yaitu sebatas menahan makan, minum dan syahwat kepada lawan jenis, di siang hari bulan Ramadhan; (2) puasa khawash, yaitu puasa menghindari perbuatan yang dilarang melalui anggota badan, panca indra dari perbuatan yang merugikan diri sendiri dan orang lain, dan (3) puasa khawashul khawash, yaitu memfokuskan kepada ketauhidan dengan kecintaan kepada Allah swt dan menafikan sifat keduniaan.

Dalam rangka menyambut ramadhan banyak orang dan institusi antusias persiapan diri, mulai dari kebiasaan ibadahnya kurang menjadi ditingkatkan. Jadwal kegiatan pun berobah dari bulan-bulan sebelumnya, media cetak dan media elektronik juga tak ketinggalan berpartisipasi menghidupkan bulan ramadhan dengan menambah kolom kegiatan keagamaan. Diantaranya; menghidupkan dengan salat tarawih pada malam hari, baik yang dilaksanakan dimasa rasullullah yakni 8 raka’at ditambah 3 witir, maupun pada masa pemerintahan Umar ra, menerapkan 20 rakaat dan menambah 3 raka’at witir, dalam hal kesempatan ini penulis bukan memperdebatkan jumlah rakaat, yang karena banyak orang mempersoaalkan yang sunnat dan lupa yang wajib.

Disaping itu melakasanakan baca al-qur’ab (tadarus). Rasulullah saw bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Quran dan yang mengajarkannya” (H.R. Bukhari). Dalam redaksi yang lain Rasulullah saw bersabda: “Orang yang pandai membaca Al-Quran akan bersama kelompok para Malaikat yang mulia dan terpuji. Adapun orang yang terbata-bata dan sulit membacanya akan mendapat dua pahala.” (H.R Bukhari & Muslim). Beliau juga bersabda: “Tidaklah suatu kaum berkumpul dalam salah satu rumah Allah (masjid) untuk membaca Kitabullah (al-Quran) dan mempelajarinya, melainkan ketenangan akan turun kepada mereka, mereka diliputi oleh rahmat, dikelilingi oleh para malaikat, dan Allah menyebut nama-nama mereka di hadapan para Malaikat yang ada di sisi-Nya.” (H.R Muslim). Keutamaan lainnya, Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca satu huruf Kitabullah (al-Quran) maka ia mendapat satu kebaikan, sedang satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan bahwa alif laam miim satu huruf, tetapi alif itu satu huruf, laam itu satu huruf dan miim itu satu huruf.” (H.R At-Tirmizi).

Dari beberapa hadist di-atas banyak orang mengaplikasikan dalam pribadinya dengan menghidupkan ramadhan(qiamul ramadhan atau qiamul lail) tersebut dengan berbagai kegiatan sunnat lainya. Seperti; memperbanyak sedakah, iktikaf, berzikir di mesjid. Namun, ada juga sebagian orang tua, pemuda dan remaja yang sudah baligh belum terpanggil hatinya melaksanakan ibadah puasa tersebut. Harapan kita dengan banyak membaca dan banyak bergaul dengan orang-orang alim akan membangunkan imajinasinya, memotivasinya mencoba beribadah dari berbagai ibadah yang ia disukai di bulan tarbiyah ini. Amin.

0 Response to "PUASA RAMADAHAN"