Blogroll

Meugang: Tradisi Makan Daging di Aceh

Meugang (pesta potong sapi dan makan daging) masyarakat di Aceh dilaksanakan menyambut bulan-bulan besar (the greatest month), yang dipusatkan di kota kecamatan masing-masing di seluruh Aceh. Namun, pada desa-desa terpencil yang jauh dari pusat kota kecamatan di adakan pemotongan sapi di desanya.
(Photo samping, masyarakat sedang berbelanja daging meugang di pasar Impres kota Lhokseumawe (Jum'at/21/8/09))
Seperti menyambut bulan suci ramadhan (bulan ke 8 dari perhitungan bulan hijriah) diadakan potong sapi, sebahagian kecil ada yang potong kerbau. Meugang menjelang bulan-bulan besar tersebut merupakan bentuk wibawa masyarakat Aceh makan daging. Umumnya kaum laki-laki (suami) membeli daging di pasar (di arena pemotongan sapi)—sebahagian kecil ada pasangan suami-isteri sama-sama mencari danging—dan kaum perempuan menyiapkan bumbu di rumah ketika dibawa pulang daging agar cepat dimasak, digoreng, dibuat soup dan lain-lain sehingga, bisa dimakan oleh keluarga. Di era moderen ini bumbu instan (saiap saji) sudah ada di pasar sehingga bisa dibeli sesuai keperluan berbagai jenis masakan. Kumpul bersama keluarga ahli famili pada hari meugang merupakan suatu kemuliaan bagi masyarakat Aceh, bahkan bila ada anggota keluarga yang tidak ada pada hari tersebut, orang tertua di dalam keluarga (nenek-kakek, ayah atau ibu) merasa sedih karena tidak bisa bersama-sama makan daging. Disamping itu, sebahagian keluarga yang mampu meupakan kemulian bila mampu mengadakan kenduri kecil—berkisar 3-5 orang--kepada orang-orang tertentu (pakir-miskin, teman) ke rumahnya. Hari Meugang biasa dilaksanakan satu hari sebelum datang hari-hari besar diatarinya menjelang; Ramadhan, (bulan puasa), syawal (hari raya idul fitri umat Islam), dan satu hari menyambut bulan Zulhijah (bulan ke 12 perhitungan bulan hijriah) dalam rangka menyambut hari raya idul Azhar (bulan haji).

0 Response to "Meugang: Tradisi Makan Daging di Aceh"